Sabtu, 30 September 2017

Kakakku Tersayang

Kakakku Tersayang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada suatu hari, aku melamun saja di sekolah. Aku ditanya oleh Shasa.
“Hey, kok melamun aja sih ada apa? Ayo main!” kata Shasa.
“Gak ah aku lagi gak mau main” kataku.
“Lho, kenapa?” kata Shasa.
“mau tau aja apa mau tau banget?” kataku sambil berlalu.
“Lho… lho. Kok begitu sih?” kata Shasa.

Setelah itu aku ke kantin untuk membeli makanan. Ternyata uangku hanya tinggal Rp.2000,- dan tidak cukup untuk membeli burger.
“Gak cukup nih neng. Harganya Rp.5000,- bukan Rp.2000,- neng.” kata bang Somad.
Tiba-tiba ada Shasa dari arah belakang.
“Nih, kurangnya cepet bikinin buat Cinta!” kata Shasa.
“Ya neng.” kata bang Somad.
“Gak usah kali Sha…” kata-kataku terputus karena Shasa mendahului.
“Sttt… udah jangan mikir begitu, tuh burgernya udah mateng!” kata Shasa.
Aku pun terkejut dengan katanya Shasa itu. Dan lalu Shasa menanyakan sesuatu kepada ku.
“Cinta, ada apa sih Cin?” kata Shasa
“Eh iya, kamu bawa bekel apa? Aku lupa aku bawa bekal hari ini.” Katanya lagi... baca selengkapnya di Kakakku Tersayang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jumat, 15 September 2017

Teman

Teman Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sudah hampir sebulan ini Dina memperhatikan Adi yang sangat ramah itu. Walaupun Adi adalah kakak kelas, perilakunya tak menyebalkan seperti kakak-kakak kelas yang lain. Saat ini Dina duduk di kelas 4 SD, sedangkan Adi sudah kelas 6. Mengapa tiba-tiba Dina memperhatikan Adi? Padahal, Dina paling tidak menyukai anak laki-laki sebab menurut Dina semua anak laki-laki kotor dan nakal. Tapi, si Adi ini sangat berbeda dari teman laki-laki Dina yang lain. Adi sangat ramah, sopan, dan bersih. Selain itu Adi sangat cakap dan pintar dalam pelajaran. Dina sangat menyukai Adi dan selama ini Dina mengharapkan Adi pun juga memperhatikan Dina. Tapi, Adi cuek sama Dina. Adi lebih suka berteman dengan Sandra, Mira atau Mia. Dina kecewa sekaligus sedih. Setiap pulang sekolah, Dina menyempatkan diri untuk melewati ruang kelas Adi, yaitu ruang kelas 6B. Walaupun Adi sempat melihat ke arah Dina, seketika itu juga Adi memalingkan wajah dan mengabaikan Dina. Selama sebulan inilah pikiran Dina tidak lagi tercurah pada boneka atau sepeda baru, tetapi Adi Putra pamungkas.

“Na, yuk kita bermain lompat tali!” ajak Sandra pada saat istirahat. Dina sedang asyik menatap Adi yang sedang bermain bola pun terkejut mendengar ajakan Sandra tersebut.
“Ah, nggak ah! Nana sedang malas bermain,” ucap Dina.
“Wah, ta
... baca selengkapnya di Teman Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 11 September 2017

Hikmah Dalam Hidupku

Hikmah Dalam Hidupku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sempat aku merasa hidup ini tak adil untukku, aku selalu bertanya dalam hatiku, kenapa aku tidak bisa merasakan kebahagiaan yang orang-orang rasakan? memiliki keluarga yang sempurna, mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua. Memiliki ibu dan ayah, kakak dan ade, dan yang lainnya. Mungkin rasanya akan begitu bahagia memiliki banyak keluarga. Dan pada saat-saat tertentu bisa berkumpul bersama.

Aku sering lihat teman-temanku, tetanggaku yang selalu ramai dirumahnya. Meskipun dalam keadaan ekonomi yang sederhana tetapi mereka terlihat begitu bahagia. Aku juga iri jika melihat temanku yang terlahir dari keluarga yang serba kecukupan, mereka selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Berbeda denganku apa yang aku inginkan tak pernah aku dapatkan sekalipu kasih sayang dari seorang Ayah.

Aku lahir dari keluarga yang sederhana. Sekarang aku tinggal hanya bersama ibuku dan kakakku, setelah perceraian di antara ibu dan ayahku. Pada saat itu usiaku baru 4 tahun, meskipun pada saat itu aku masih kecil, tapi aku masih teringat akan kejadian itu, kejadia
... baca selengkapnya di Hikmah Dalam Hidupku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 04 September 2017

Kisah Sebuah Pohon Apel

Kisah Sebuah Pohon Apel Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Suatu ketika, hiduplah sebuah pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih.

"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan p
... baca selengkapnya di Kisah Sebuah Pohon Apel Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1